Monday, September 25, 2017

BUDIDAYA PRODUKSI BENIH JUTE MALLOW

POTRET PERTANIAN -Palada, M.C.  dan L.C. Chang, diterjemahkan dan disarikan serta dilengkapi oleh Iteu M. Hidayat

I. Pendahuluan
Jute dikenal sebagai bahan serat alami yang kuat, tahan air yang digunakan untuk pembuatan dari karung sampai bahan pakaian dan furniture. Tidak disadari bahwa ada tipe spesial jute yang dibudidayakan secara luas sebagai sayuran daun. Sayuran ini diberbagai negara dikenal dengan nama yang berbeda, misalnya Jew’s mallow, bush okra, dan bayam Mesir. Jute merupakan makanan penting bagi keluarga di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Daunnya kaya akan besi, protein, kalsium, thiamin, riboflavin, niacin, folat dan serat. Jute berasal dari Afrika, dan sekarang sudah menyebar dan beradaptasi dalam kondisi Tropis dan subTropis. Jute beradaptasi terhadap lingkungan yang hangat, cuaca yang lembab, kadang tumbuh baik di pinggiran sungai. Iklim yang dingin dan musing kering yang panjang dapat membunuh tanaman Jute mallow.

II. Kultur Teknis
Persiapan Tanam
Jute mallow dapat tumbuh di berbagai tipe tanah, dengan pH tanah 4.5 – 8.0, tapi tanah yang berpasir lebih disukai. Persiapan tanah yang baik akan menunjang pertumbuhan yang baik. Bedengan berukuran 150 cm dengan ukuran permukaan bedengan 90 cm, tinggi bedengan 30 cm pada musim hujan, 20 cm pada musim kemarau.
 
Perlakuan benih
Jute mallow ditanam baik secara langsung maupun disemai terlebih dahulu. Penanaman langsung dilakukan bila jumlah benih mencukupi, dan untuk tanaman yang hanya dipanen satu kali. Tanam dengan tidak langsung dapat dilakukan bila jumlah benih terbatas, penanaman dimusim penghujan dan bila tanaman akan dipanen beberapa kali.
 
Ditanam langsung
Benih jute mempunyai masa dormansi, sehingga memerlukan beberapa bulan untuk berkecambah. Untuk memecahkan dormansi dapat dilakukan dengan membungkus benih dalam kantung kain dan mencelupkannya kedalam air mendidih selama 10 detik, kemudian benih dikering anginkan semalam, dan langsung disemai. Benih dapat ditebar atau disemai dalam alur. Keperluan benih berkisar 0.5 – 2.5 g/m2
 atau 5 – 10 kg/ha, tergantung daya tumbuh dan ukuran benih. Tiap gram benih mengandung sekitar 500 benih.
 
Ditanam tidak langsung
Cara penanaman ini mengurangi masa tanaman di lapangan dan menjamin tanaman yang seragam. Ada dua tahapan untuk penanaman tidak langsung: pemeliharaan seedling di pesemaian, dan pemindahan tanaman ke lapangan. Benih disemai baik dalam bedengan maupun baki pesemaian. Sterilisasi medium pesemaian dapat dilakukan dengan pengukusan medium selama 2 jam, atau membakar jerami di atas permukaan bedengan. Sebarkan benih dan tutup dengan 0.5 cm kompos atau arang sekam. Gunakan 0.5-1.0 g benih/m2. Bila dilakukan pada baki, benih yang tumbuh dan berdaun dua, dipindahkan ke bumbunan. Sebelum dipindahkan ke lapangan, cahaya di pesemaian ditambah untuk menguatkan seedling. Jarak tanam tergantung dari varietas dan cara panen yang akan dilakukan. Alur dibuat dengan jarak 10 cm dan jarak tanaman dalam alur 5-10 cm, dalam penanaman 10 cm. Penyiraman dilakukan segera setelah penanaman.
 
Pemupukan
Jute mallow sangat tanggap terhadap pemupukan terutama pemupukan N. Penambahan pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkan hasil dan memelihara kesuburan tanah. Rekomendasi pemupukan tergantung dari kondisi setempat. Dosis pupuk yang digunakan tergantung pada kesuburan tanah, jenis tanah, kecepatan ketersediaan pupuk, dan kandungan bahan organik. Rekomendasi pemupukan tergantung dari kondisi setempat. Sebagai contoh pemupukan di AVRDC dalam kg/ha adalah sebagai berikut:
HaraSebelum tanam10 hst20 hst30 hst
Kompos10.000


N483088
K2O564880
K2O481580

Pengairan
Jute mallow rentan terhadap kekeringan. Pengairan sangat diperlukan waktu semai, dan pemindahan tanaman. Pengairan perlu segera dilakukan bila tanaman terlihat layu di siang hari. Penyiangan gulma Tanaman yang ditanam langsung sangat rentan terhadap pertumbuhan gulma. Penggunaan mulsa dianjurkan untuk menghindarkan pertumbuhan gulma, menghindarkan erosi dan memelihara kelembaban tanah. Penyiangan dengan manual atau penggunaan mulsa organik dapat dilakukan. Bila digunakan herbisida, laksanakan sesuai dengan anjuran.
 
Pengendalian hama dan penyakit tanaman
Daun dan tunas jute mallow sangat rentan terhadap serangga dan mite. Nematoda (Meloidogyne spp.) menyebabkan tanaman layu. Biasanya serangan serangga kurang bila dilakukan rotasi tanaman dan pemupukan yang cukup. Penggunaan pestisida harus disesuaikan dengan target untuk menghindarkan musnahnya serangga yang berguna. Sesuaikan penggunaan dengan rekomendasi untuk keamanan konsumen dan lingkungan. Penyakit yang biasa terdapat pada Jute mallow adalah yang disebabkan oleh Rhizoctonia, Phytium atau Phytophthora spp. yang terjadi di pesemaian. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan bedengan yang dipertinggi, drainasi, dan penyiraman yang tepat. Busuk batang (Sclerotium rolfsii) merupakan penyakit yang umum terjadi pada musim kering, dan menyebabkan tanaman layu. Hal ini dapat dikendalikan dengan bedengan yang ditinggikan, rotasi tanaman, dan waktu yang cukup untuk pematangan pupuk hijau sebelum digunakan.
 
Panen
Panen dapat dilakukan 30 – 60 hari setelah tanam (hst). Beberapa varietas sensitif terhadap lamanya penyinaran, sehingga berbunga awal. Untuk varietas ini harus dipanen 20-40 hst, sebelum terbentuknya buah. Untuk yang dipanen sekali, tanaman (20-30 cm) dicabut dengan akarnya, kemudian dibersihkan akarnya dari tanah, kemudian diikat. Sedangkan tanaman yang dipanen beberapa kali, daun dan tunas muda dipanen setiap 2-3 minggu. Tunas samping akan berkembang dan dapat dipanen 3 – 4 kali. Di Thailand, panen tunas muda dapat dilakukan sampai 7 kali dengan interval satu minggu. Panen yang berulang dapat menunda pembungaan dan memperpanjang masa panen. Jute mallow akan cepat layu setelah dipanen, jadi panen sebaiknya dilakukan dipagi hari, dan hasil panen ditempatkan di tempat teduh dan sejuk.

III. Produksi Benih
 
Persyaratan tanah
Tanah yang diperlukan untuk produksi benih hampir sama dengan untuk produksi kangkung konsumsi.
Roguing
Seleksi untuk tanaman yang menyimpang dan tidak sehat perlu dilakukan dalam memelihara tanaman untuk produksi benih.
 
Panen dan prosesing benih
Biji akan mencapai kematangan fisiologis 38 – 46 hari setelah pembungaan (hsp) dengan daya kecambah 81-99.5% tergantung varietas. Hasil dan kualitas benih jute mallow dipengaruhi varietas dan posisi polong. Untuk produksi benih, sebaiknya dibiarkan satu tunas untuk tumbuh, berkembang dan membentuk buah.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon