POTRET PERTANIAN - Kemjuan jaman yang terus bergerak memenuhi kebutuhan manusia dalam hajat hidupnya, sehingga teknologi terus dikembangkan demi mencapai itu semua. Para peneliti terus berinovasi untuk menemukan penemuan-penemuan baru disegala bidang, kali ini saya akan mengajak anda melihat Sebuah penemuan baru yang dilakukan oleh para ilmuwan ini benar-benar menakjubkan. Bagaimana tidak, para ilmuwan tersebut menilai, teknologi canggih yang diciptakan oleh manusia sebenarnya bukanlah benar-benar baru.
Masih ingat pesawat capung,? tentusaja kita ingat dan tau dengan pesawat yang satu ini, para penciptanya terdahulu yang terinspirasi dari capung dan mengadopsi mulai dari bentuknya, Nah Hal ini karena banyak penemuan yang diciptakan manusia yang sebenarnya terinspirasi dari alam. Mulai dari bagaimana cara alam bekerja, tumbuh-tumbuhan, dan juga perilaku alami yang dimiliki hewan. Bahkan, sifat ilmiah hewanlah yang banyak menyumbangkan inspirasi bagi para ilmuwan.
Kira-kira apa saja ya Teknologi Canggih Yang dimiliki Hewan ?
Rem udara
Ketika naik pesawat sebelum mendarat, pernahkah Anda mengamati bagian sayap dan melihat bilah-bilah kecil muncul di sepanjang sayap? Ternyata bilah ini adalah semacam rem udara untuk mencegah pesawat mogok ketika melambat.
Teknologi canggih ini tentu dipikirkan masak-masak oleh para ilmuwan bidang penerbangan. Namun, bangsa burung memiliki versi sendiri dari teknologi pintar ini. Hal tersebut berupa bulu yang disesuaikan secara khusus. Bulu burung dibagi secara luas menjadi bulu primer dan bulu sekunder, yang beberapa di antaranya sangat penting untuk terbang. Sisanya, biasanya hanya untuk keindahan.
Terdapat beberapa bulu yang bertugas untuk membantu stabilisasi burung ketika akan mendarat atau terbang lambat. Jadi, burung juga memiliki bulu yang bertugas seperti slot yang ada di sayap pesawat.
Sonar
Kapal, kapal selam, dan berbagai peralatan untuk melaut, biasanya dilengkapi sonar untuk navigasi, menghindari rintangan di laur, ataupaun melacak target bawah air. Sonar sendiri bekerja dengan memancarkan suara pada frekuensi tertentu, dan menyebarkan gelombang tersebut ke sekelilingnya.
Jika gelombang sonar tersebut memantul ke sebuah benda padat dan kembali ke perangkat pemancarnya, perangkat tersebut bisa mengumpulkan informasi tentang bentuk, ukuran, dan jarak benda.
Hal ini amat berguna bagi para pelaut, terutama angkatan laut. Namun, teknologi tersebut mengambil inspirasi dari paus dan lumba-lumba yang memang memiliki kemampuan sama seperti penggunaan gelombang sonar. Paus dan lumba-lumba bahkan bisa membedakan benda-benda yang sangat kecil dari jarak sejauh 15 meter dengan kemampuan sonar mereka.
Rem udara
Ketika naik pesawat sebelum mendarat, pernahkah Anda mengamati bagian sayap dan melihat bilah-bilah kecil muncul di sepanjang sayap? Ternyata bilah ini adalah semacam rem udara untuk mencegah pesawat mogok ketika melambat.
Teknologi canggih ini tentu dipikirkan masak-masak oleh para ilmuwan bidang penerbangan. Namun, bangsa burung memiliki versi sendiri dari teknologi pintar ini. Hal tersebut berupa bulu yang disesuaikan secara khusus. Bulu burung dibagi secara luas menjadi bulu primer dan bulu sekunder, yang beberapa di antaranya sangat penting untuk terbang. Sisanya, biasanya hanya untuk keindahan.
Terdapat beberapa bulu yang bertugas untuk membantu stabilisasi burung ketika akan mendarat atau terbang lambat. Jadi, burung juga memiliki bulu yang bertugas seperti slot yang ada di sayap pesawat.
Sonar
Kapal, kapal selam, dan berbagai peralatan untuk melaut, biasanya dilengkapi sonar untuk navigasi, menghindari rintangan di laur, ataupaun melacak target bawah air. Sonar sendiri bekerja dengan memancarkan suara pada frekuensi tertentu, dan menyebarkan gelombang tersebut ke sekelilingnya.
Jika gelombang sonar tersebut memantul ke sebuah benda padat dan kembali ke perangkat pemancarnya, perangkat tersebut bisa mengumpulkan informasi tentang bentuk, ukuran, dan jarak benda.
Hal ini amat berguna bagi para pelaut, terutama angkatan laut. Namun, teknologi tersebut mengambil inspirasi dari paus dan lumba-lumba yang memang memiliki kemampuan sama seperti penggunaan gelombang sonar. Paus dan lumba-lumba bahkan bisa membedakan benda-benda yang sangat kecil dari jarak sejauh 15 meter dengan kemampuan sonar mereka.
Sistem kedap suara
Jika Anda pernah menghabiskan waktu di ruangan kedap suara, ternyata untuk membuatnya tak sesederhana itu. Mulai dari lapisan insulatif, bahan penyerap, dan berbagai bahan lain. Namun, hal ini ternyata telah dilakukan sebelumnya oleh burung hantu.
Burung hantu adalah hewan yang mangsanya adalah hewan-hewan berpendengaran tajam seperti tikus. Jadi, mereka sudah memanfaatkan berbagai elemen di pengedapan suara untuk membuatnya tak bersuara.
Desain bulu burung hantulah yang menjadikannya seperti ini. Belahan kecin dan serat memisahkan aliran udara melalui sayap. Hal ini mencegah suara apa pun yang disebabkan oleh hambatan udara, yang sebenarnya merupakan ciri khas burung ketika mereka terbang.
GPS
Migrasi burung merupakan misteri yang luar biasa bagi para ilmuwan. Ada banyak sekali kemungkinan penjelasan bagaimana burung mengerti arah pergi. Mulai dari posisi matahari, penggunaan peta bintang, indera penciuman, deteksi medan magnet bumi, hingga ingatan yang tajam.
Namun, hal ini tetap terasa cukup mustahil untuk dilakukan secara konsisten ke tempat tujuan yang terpencil, di kondisi yang acapkali tak bersahabat. Bahkan, hal ini juga dilakukan dengan baik oleh burung yang belum pernah migrasi sebelumnya.
Para ilmuwan menyebut, migrasi burung seakan-akan menggunakan teknologi GPS yang canggih, yang tingkatannya jauh di atas kemampuan manusia, yang sudah dari sananya ada dalam otak mereka.
Jika Anda pernah menghabiskan waktu di ruangan kedap suara, ternyata untuk membuatnya tak sesederhana itu. Mulai dari lapisan insulatif, bahan penyerap, dan berbagai bahan lain. Namun, hal ini ternyata telah dilakukan sebelumnya oleh burung hantu.
Burung hantu adalah hewan yang mangsanya adalah hewan-hewan berpendengaran tajam seperti tikus. Jadi, mereka sudah memanfaatkan berbagai elemen di pengedapan suara untuk membuatnya tak bersuara.
Desain bulu burung hantulah yang menjadikannya seperti ini. Belahan kecin dan serat memisahkan aliran udara melalui sayap. Hal ini mencegah suara apa pun yang disebabkan oleh hambatan udara, yang sebenarnya merupakan ciri khas burung ketika mereka terbang.
GPS
Migrasi burung merupakan misteri yang luar biasa bagi para ilmuwan. Ada banyak sekali kemungkinan penjelasan bagaimana burung mengerti arah pergi. Mulai dari posisi matahari, penggunaan peta bintang, indera penciuman, deteksi medan magnet bumi, hingga ingatan yang tajam.
Namun, hal ini tetap terasa cukup mustahil untuk dilakukan secara konsisten ke tempat tujuan yang terpencil, di kondisi yang acapkali tak bersahabat. Bahkan, hal ini juga dilakukan dengan baik oleh burung yang belum pernah migrasi sebelumnya.
Para ilmuwan menyebut, migrasi burung seakan-akan menggunakan teknologi GPS yang canggih, yang tingkatannya jauh di atas kemampuan manusia, yang sudah dari sananya ada dalam otak mereka.
EmoticonEmoticon